Skip to main content

Norwell High School Homecoming 2014

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..

It has been months I have been here. Perasaan suka, duka, cemas, takut, sudah pernah kurasakan. Tapi diantara itu semua banyak hal yang kupelajari. Aku akan bercerita tentang sekolahku.
Sekolahku bernama Norwell High School. Knight adalah maskot NHS, so I’m Norwell Knight! NHS adalah sekolah yang cukup besar dengan murid sebanyak 855 dari kelas 9 sampai 12. I’m a Junior. Junior adalah siswa kelas 11. Sebenarnya aku ingin jadi kelas 12 tapi entah kenapa aku tidak berani dan konselorku juga menyarankan kelas 11. Kesan hari pertama sekolah cukup membahagiakan. Aku tidak tahu dimana kelasku. Padahal aku membawa peta sekolah. Tapi aku masih saja bingung membacanya. Beruntungnya banyak orang yang mau membantuku. 


Aku ingat ketika aku kebingungan membaca peta dan tiba-tiba seseorang datang membantuku dan mengantarkanku ke kelas. Aku juga bertanya pada banyak orang. Banyak pula dari mereka yang juga tidak tahu kelas yang kutanyakan. Tapi aku senang karena aku bisa kelilingi sekolah walaupun tidak tahu arah. Hal itu terus berlanjut selama 2 minggu sampai akhirnya aku hapal semua jalan dan koridor.


Minggu pertama aku masih sering memperkenalkan diri di kelas dan terkadang bercerita di depan kelas. Mereka terkejut ketika kuceritakan Indonesia terdiri dari kurang lebih 17.000 pulau, ratusan bahasa daerah dan budaya yang beragam. Hal itu selalu membuatku bangga sebagai warga negara Indonesia.

Mencari teman baru adalah salah satu hal yang cukup sulit karena berada di lingkungan baru terlebih lagi dengan bahasa yang berbeda. Bulan pertama dan kedua menjadi masa sulit bagiku untuk mencari teman yang bisa diajak berbagi. Masih belum pas rasanya. Tapi apapun yang kutanyakan, mereka selalu menjawab dengan semangatnya. Aku punya 7 kelas setiap hari yaitu Choir, US History, Child Development, German, English, Study Hall, dan Algebra. Semester 2 nanti mungkin aku akan mengganti beberapa kelas. 

Nah, di Amerika, setiap mata pelajaran punya kelas masing-masing. Jadi murid yang harus datang ke kelas para guru. Aku juga punya loker pertama dan mungkin terakhir seumur hidupku. Aku ingat hari pertama sekolah, aku tidak mau meletakkan tasku di loker karna aku pikir akan lebih gampang membawa tas kemana-mana. Aku juga masih asing dan malu. Ternyata asumsi itu menyesatkan. Aku merasa tasku sangat berat dibawa ke setiap kelas. Aku tertinggal karena setelah bel dibunyikan seluruh kelas dengan ganasnya keluar seolah-olah dikejar deadline. Ya, kami memang hanya diberi waktu 5 menit untuk pergi ke loker dan masuk kelas. Merasa sebagai orang kehilangan arah saat itu, aku memutuskan untuk meletakkan tasku di loker setiap hari.

Sekolahku lumayan canggih karena kami menggunakan iPad. Sekolah meminjamkan iPad sampai siswa tamat sekolah. Jadi semua tugas yang diberikan guru sudah ada di My Big Campus, website yang kami gunakan. Dan kami bisa mengerjakan langsung di iPad dan mengirimkannya. Semua serba cepat. Di satu sisi hal itu memudahkan siswa dan guru dalam memberikan sumber pelajaran. Tapi di sisi lain itu hanya membuat siswa menjadi malas karena semua serba praktis. Dampak buruk lain adalah siswa jadi keasyikan main games bahkan ketika guru menjelaskan. Tapi sejauh ini aku suka dengan iPad ini. Haha

Sebagai exchange student, aku selalu mendapat keringanan dari guru-guruku. Contohnya di kelas U.S. History, jika aku tidak siap menjalani tes hari itu maka dia akan memberikan ekstra waktu. Di kelas child development ketika kuis atau tes aku juga selalu diberi kemudahan. Aku bisa melihat jawaban dari buku. Exchange student memang selalu diberi kemudahan. HAHAHA…

Tidak seperti di Indonesia yang punya beberapa kali waktu istirahat, waktu istirahat sekolah di Amerika hanyalah makan siang. Selain itu tidak ada. Jadi terkadang aku membawa makanan sendiri dari rumah dan makan di kelas diam-diam. Hehe.. that’s fine. Aku tidak tahan menunggu sampai jam 11.45. Aku ingat di hari pertama sekolah. Aku tidak membawa makan siang dari rumah, aku ingin mencoba makan siang di sekolah untuk pertama kalinya. Ketika waktu makan siang tiba, aku meninggalkan dompetku di kelas. Guess what?! Kelasku dikunci. Tidak ada siapapun. Semua orang sedang makan siang. Alhasil aku kelaparan dan hanya menunggu seperti orang bego tepat di depan pintu kelas. Mulai saat itu aku belajar sesuatu, “Selalu bawa uang kemanapun. Tidak ada yang tau jika sewaktu-waktu kita butuh uang.”

Ada satu orang temanku bernama Jessie, dia berada di gereja yang sama denganku. Dia lumayan cerewet, bicaranya cepat, tapi aku suka dengannya. Dia lebih kecil dariku tapi dia bisa menggendongku. Aku malu.. Aku selalu senang bertemu dengannya. Paling pojok kiri itu Jessie.

Homecoming Week!

Homecoming adalah suatu kebiasaan di Amerika dimana sekolah menyambut alumni baik itu yang baru saja tamat atau yang sudah lama meninggalkan sekolah. Di akhir minggu akan ada pertandingan American Football yang juga akan ditonton oleh alumni. Nah, seminggu sebelum pertandingan, dinamakan Homecoming week, murid menggunakan baju yang berbeda yang temanya ditentukan oleh sekolah. Hal itu tidak dipaksakan. Siswa boleh memilih memakainya atau tidak. Hari pertama adalah Pajamas Day, kedua Nerd Day, ketiga Western Day, keempat Nation Day, kelima aku lupa. Aku hanya melakukan yang pertama, menggunakan baju tidur ke sekolah. Awalnya aku mengira aku akan terlihat awkward tapi ternyata banyak temanku yang malah berpenampilan lebih lucu dariku. Sekarang aku menyesal karena hanya melakukan hari pertama. Huft.


Dinding-dinding sekolah juga dihiasi dengan ikon dari negara mana alumni datang.

Di hari Jumat, diadakan perlombaan di gymnasium antara Freshmen(kelas 9), Sophomores (kelas 10), Juniors (kelas 11) dan Seniors (kelas 12). Sebenarnya hanya pertandingan kecil-kecilan. Tapi yang membuatku senang adalah ketika exchange students dipanggil ke bawah dan memperkenalkan diri dan mengucapkan sesuatu dengan bahasa masing-masing. Aku sangat bangga ketika memperkenalkan Indonesia dan berbicara Bahasa Indonesia di depan seluruh siswa ketika itu. 

Nah, malamnya pertandingan dimulai. Tapi sebelumnya diadakan pemilihan King dan Queen untuk Senior. Senior adalah siswa kelas 12. Mereka selalu dielu-elukan dan selalu merasa bangga menjadi kelas 12. Sama halnya ketika nanti aku berada di kelas 12.  Hehe. Unfortunately, Norwell kalah dalam pertandingan itu. Huhu that’s fine. Setelah pertandingan diadakan nonton film bareng. Di sekolah-sekolah lain biasanya diadakan dance jadi orang-orang harus dressed like beautiful girl. But I have no idea why Norwell didn’t have the dance night.



Comments

Popular posts from this blog

Dapat Beasiswa Pelatihan Karir Digital Talent Scholarship dari Kominfo x Rakamin

digitalent.kominfo.go.id Terhitung dari tahun lalu hingga sekarang, sudah setahun aku memegang akun media sosial sebuah kursus bahasa asing online bernama @daretotry_id yang didukung oleh BibitBahasa sebagai content creator akun tersebut. Dare to Try sendiri menyediakan program belajar bahasa Inggris, bahasa Korea, dan bahasa Jepang. Ntar aku bahas sendiri yah, hihi. Tiba-tiba di suatu siang, WhatsApp ku berbunyi tanda chat masuk. Ternyata kakakku mengirimkan sebuah flyer berisi program beasiswa belajar Digital Marketing. Program itu bernama Digital Talent Scholarship yang diselenggarakan oleh Kominfo bekerja sama dengan startup pendidikan bernama Rakamin. Awalnya aku sempat ragu untuk mendaftar. Tapi setelah berpikir panjang, aku ikut seleksinya karena aku ingin mengoptimasi akun sosial media yang aku pegang untuk meningkatkan brand awareness dan mendatangkan banyak conversion. Apa itu Rakamin? rakamin.com Rakamin adalah salah satu startup pendidikan berbasis online yang berfokus p

Career Shifting Digital Marketing di Rakamin Academy

sumber: beritakubaru “Aku mau punya karir di bidang digital”, kata-kata ini jadi awal mula atas keputusan impulsif yang aku buat awal tahun 2022: career shifting , mengubah jalan karir di dunia digital. Ini bukan kali pertama aku bergelut dalam dunia digital. Sudah setahun berjalan membuat konten harian di Instagram dengan ilmu desain grafis yang cetek. Hanya bermodal percaya diri dan kemampuan desain seadanya. Tapi aku suka. Entahlah, sesuatu yang kita suka membuat kita bertahan. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengasah kemampuan di bidang digital marketing lebih dalam lagi. Berdasarkan laporan dari World Economic Forum Tahun 2021 yang bertajuk The Future of Job, digital marketing and strategy specialist masuk ke dalam 10 jenis pekerjaan paling dicari . Ini berarti digital marketing adalah salah satu bidang pekerjaan yang akan semakin dipakai di era teknologi yang makin canggih ini. Setelah berbagai pertimbangan, akhirnya aku memutuskan untuk memilih Bootcamp Digital Marketing Rak

4 Destinasi Di Tangkahan Yang Wajib Dikunjungi!

Konserasi Gajah Tangkahan Keindahan Tangkahan memang tak ada habisnya. Meski jauh di pedalaman dan butuh perjuangan untuk sampai ke sana, tapi percayalah hasilnya tak mengecewakan.     Selama 2 hari 1 malam di Tangkahan, apa saja yang menjadi destinasi wisata di The Hidden Paradise itu? Simak di bawah ini! 1. Konservasi Gajah CRU, Tangkahan (sumber: jendelamamak.com ) Tangkahan adalah salah satu lokasi konservasi atau penangkaran gajah di Sumatera Utara. Berwisata ke Tangkahan tak sah rasanya bila tidak mengunjungi tempat konservasi gajah ini. Salah satu aktivitas bersama gajah adalah Elephant Bathing atau memandikan gajah. Biasanya dimulai jam 8.30 pagi. Tentu saja ada Mahot alias pawang gajah yang selalu berada di dekat gajah. Jadi jangan khawatir. Setiap orang dikenakan tarif Rp. 100.000 untuk elephant bathing di sungai. Selain memandikan gajah, kamu juga bisa naik gajah dengan tarif Rp. 30.000 per orang dan trekking mengelilingi hutan bersama gajah seharga Rp. 650.000 – Rp. 850.000