Aiman, Mohab dan aku akhirnya melangkahkan kaki ke pintu masuk. Aku lambaikan tangan kepada orang-orang yang dulu asing namun sekarang berakhir menjadi orang-orang yang sangat kukenal. Petugas bandara tersenyum lembut. Memintaku menunjukkan tiket dan paspor, lalu melepaskan apapun selain baju, jeans dan hijab. Setelah itu aku masuk ke dalam tube tempat pemeriksaan. Kami bergegas menuju waiting room. Sejujurnya aku tak mampu menoleh ke belakang lagi. Menatap mereka yang masih terpaku menunggu hingga bayangan kami hilang. For one last goodbye , aku tolehkan pandangan ke arah mereka sambil menuntaskan lambaian tangan terakhirku. Kawan, tak pernah terbayangkan seumur hidupku bahwa perpisahan akan semenyakitkan ini. Jika kalian pernah menonton adegan film perpisahan di bandara terlihat amat dramatis, kini aku mengalaminya sendiri. Tak satupun dari kami berucap sesampainya di ruang tunggu. Kami masih sibuk menata hati masing-masing. Setelah sekian banyak potongan hati hilang, kini kuam
Cerita perjalanan membahagiakan dan menyedihkan yang akan selalu jadi kenangan.