LinkedIn adalah salah satu jejaring sosial yang terkenal di kalangan para profesional, termasuk para jobseeker. Berbeda dengan media sosial lain seperti Instagram, Facebook dan semacamnya, LinkedIn menjadi platform untuk menemukan berbagai lowongan pekerjaan dan kesempatan magang, menghubungkan para professional, dan menyediakan kursus gratis untuk sukses dalam dunia karir. Menurut recruitement platform Jobvit, 77% para rekruter mencari talenta baru lewat LinkedIn.
LinkedIn dapat digunakan siapa saja yang ingin membangun
karir mereka mulai dari mahasiswa, pencari kerja, dan pemilik usaha. Mulai dari
founder dan CEO perusahaan ternama mempunyai akun LinkedIn.
Sederhananya, kamu menggunakan LinkedIn sebagai CV digitalmu
yang bisa dilihat para professional. Tapi, bagaimana cara membangun profil
LinkedIn?
Simak cerita Wyona Allysha, seorang Supply Chain Associate di
sebuah perusahaan teknologi yang berfokus pada pengiriman logistik bernama
Deliveree, tentang perjalanannya menggunakan LinkedIn untuk membangun karir.
Seberapa penting
punya akun LinkedIn dan memaksimalkan penggunaannya?
Wyona mulai sadar betapa pentingnya membangun profil
LinkedIn setelah mendapat panggilan dari salah satu perusahaan teknologi.
Namun, saat itu dia sedang menjalani masa kuliah tahun akhir sehingga dia harus
berkata jujur pada recruiter bahwa
masa studi harus diselesaikan terlebih dahulu.
Setelah panggilan itu, Wyona langsung melengkapi profil
LinkedIn dengan sungguh-sungguh. Dia sempat terkejut ketika tahu kalau LinkedIn
benar-benar memberi peluang bahkan saat dia belum lulus kuliah dan isi dari
profil pun belum dilengkapi secara maksimal olehnya.
Meski dari panggilan tersebut Wyona tidak dapat mendapat
pekerjaan dari perusahaan itu, namun pada akhirnya pekerjaan saat ini pun ia
dapatkan dari lowongan yang tersebar di LinkedIn. Oleh karena itu, membangun
profil LinkedIn sangat penting agar para recruiter
dapat melihat kapabilitas dari sederet pengalaman kandidat.
Apa saja hal yang
perlu disiapkan untuk membangun LinkedIn?
Menurut Wyona, terdapat 3 hal paling penting yang harus diperhatikan
dalam membuat profil di LinkedIn.
1. Headline
Headline menjadi tampilan awal di bawah nama pengguna pada
halaman profil LinkedIn. Saat kamu mengomentari postingan orang lain, pun
headline ini akan muncul.
Menurut Clark, founder
CareerSideKick.com, metode favorit
dalam mengisi headline adalah peran
apa dalam pekerjaan yang kamu minati atau posisi yang akan kamu jadikan sebagai
karir masa depan.
2. About
About adalah bagian profil LinkedIn yang muncul pertama kali
setelah perekrut mengunjungi profilmu. Ini mirip dengan ringkasan dirimu untuk “menjual”
kompetensi.
Bagian ini bisa kamu isi dengan pengalaman, keahlian, dan
kepribadian yang menarik dari dirimu untuk menunjang karirmu secara ringkas. Jangan
lupa Call To Action dengan mencantumkan
emailmu jika para rekruter tertarik dengan profilmu.
3. Experience
Experience adalah sederet pengalaman yang bisa kamu lengkapi di
profil LinkedIn dan terletak di bawah About.
Kolom ini bisa diisi dengan pengalaman kerja, organisasi, prestasi atau segala
pencapaian yang pernah kamu raih.
Menurut Wyona, tulis pengalaman dimana kamu memiliki peran
penting di dalamnya. Buatlah deskripsi atas peranmu di berbagai pengalaman
tersebut. Tulis apa saja deskripsi pekerjaan dengan singkat namun spesifik,
jumlah orang yang dikelola, hasil dari peran tersebut. Jangan lupa sertakan
foto sebagai validasi bahwa kamu benar-benar pernah melakukan pengalaman yang
kamu tulis.
Wyona berpendapat ketiga hal ini sangat penting untuk di-highlight karena muncul pada tiga
urutan pertama saat seseorang membuka profil LinkedIn kamu. Tapi bukan berarti
hal-hal lainnya tidak perlu dilengkapi dengan baik ya, diantaranya:
1. Unggah foto profil dengan bijak
Foto profil memberi kesan pertama dirimu yang bisa memengaruhi
para recruiter. Oleh karena itu,
pilihlah foto yang sesuai dengan dunia profesional bukan foto yang digunakan
untuk konsumsi pribadi seperti selfie, dan lain-lain.
2. Upload postingan yang menarik dan bernilai
Selain itu, untuk membentuk citra diri atau personal branding
akun LinkedIn, kamu bisa mengunggah postingan terkait hal-hal yang
menunjukkan value atau nilai dari
dirimu seperti menghargai proses kerja, konsisten, pembelajar, kritis dan
lain-lain.
Postingan ini boleh berupa foto dan cerita saat kamu
menerima prestasi, menjadi pembicara, melakukan gerakan dan aktivitas lain yang
tidak hanya menunjukkan bahwa kamu aktif tapi kamu juga punya value.
3. Buat interaksi dengan pengguna LinkedIn lainnya
Interaksi yang kamu ciptakan dengan pengguna lainnya dapat
meningkatkan kesempatan bagi orang lain di luar dari koneksimu agar mengetahui
profil LinkedIn yang kamu buat. Sehingga ini memungkinkan para perekrut untuk mengunjungi profilmu.
Interaksi dapat kamu lakukan dengan cara memberi likes atau komentar pada
postingan-postingan tertentu yang kamu inginkan.
Masih ada banyak tips dan trik dalam membangun profil
LinkedIn yang bisa kamu gali dan terapkan. Meski kecil, namun peluang selalu
terbuka kalau konsisten melakukannya. Paling tidak, dengan melengkapi berbagai
kolom di platform ini, kamu dapat mengingat kembali berbagai pengalamanmu yang
nanti akan berguna pada tahap wawancara kerja meskipun pekerjaan yang kamu dapatkan
bukan lewat LinkedIn. Selain itu kamu juga dapat membangun koneksi profesional yang
lebih luas lagi.
Kalau kamu seorang jobseeker,
perbaiki terlebih dahulu profil LinkedImu sebelum menggunakan fitur Open to Work atau terbuka untuk kesempatan kerja. Semoga
berhasil!
Untuk dapat informasi seputar tips dan trik menarik lainnya, pantengin terus blog ini yah. Jangan sampai ketinggalan!
Comments